
PALANGKA RAYA-detakkalteng.com
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kalimantan Tengah (Kalteng) mengambil langkah maju dalam upaya peningkatan prestasi atlet.
Dalam sebuah rapat diskusi strategis, KONI Kalteng melibatkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalteng beserta anggotanya, menyepakati bahwa pembinaan atlet adalah tanggung jawab kolektif.
Diskusi yang digelar Jumat (26/9) ini bertujuan utama menghubungkan potensi ekonomi swasta dengan kebutuhan pengembangan olahraga prestasi di Kalteng untuk mencapai prestasi yang berkelanjutan dan industri olahraga yang tangguh.
Wakil Ketua Umum KONI Kalteng, H. Heriansyah, yang memotori diskusi bersama Saptaryo Kunindar, menjelaskan bahwa KONI tidak meminta dana dari pihak swasta melainkan memohon keterlibatan teknis dan langsung dari dunia usaha dalam bentuk pendanaan dan sponsorship.
”KONI Kalteng sangat berharap organisasi seperti Kadin dan GAPKI bisa terlibat langsung sebagai Bapak Angkat Cabang Olahraga,” ujar Heriansyah.
Dengan 48 cabang olahraga dan 5 badan fungsional, KONI yang pendanaannya bergantung pada dana hibah, kesulitan memajukan prestasi tanpa dukungan swasta.
Sekretaris Eksekutif GAPKI, Rawing Rambang, menyambut baik inisiatif ini namun menekankan perlunya komitmen dan loyalitas dari pengurus olahraga.
”Membangun olahraga perlu pengabdian dan loyalitas. Banyak pengusaha yang hobi olahraga dan mau berkorban, namun sering tercederai oleh pertanggungjawaban dari cabor yang diberi bantuan,” kata Rawing.
GAPKI menyatakan kesiapan bekerjasama membina atlet asalkan ada Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh pimpinan daerah, baik bupati maupun gubernur.
Senada, Muhammad Rizal dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) mengakui persoalan “bapak angkat” adalah hal klasik.
Ia mendesak KONI Kalteng untuk segera merealisasikan kerjasama pembinaan atlet baik melalui klub, perorangan, atau corporate ke GAPKI atau Kadin, demi meningkatkan prestasi Kalteng di tingkat nasional, terutama di Pekan Olahraga Nasional (PON).
”KONI jangan tergantung dengan APBD saja. Perlu terobosan sponsorship dengan mendekati Kadin dan GAPKI melalui komunitas pengusaha, kemudian menyodorkan program kerja dari cabang olahraga,” tambah Rio Kriswena dari Kadin.(red)